Ayesha sedang merapikan khimar panjang telah terpasang menutup auratnya. Khimar hitam pekat dan gamis abu tua. Sederhana dan tidak terlalu mencolok. Paling hanya cincin berlian yang tampak silau bila terkena sorotan matahari. Ia memakainya setiap hari demi menghargai suami tercintanya. Mematut diri di depan cermin penuh, membuat Ayesha tersenyum. Tubuhnya sudah sebesar ini. Perut yang dulu ia harapkan, sekarang membuat bobot tubuhnya bertambah hingga dua kali lipat. “Cantik sekali istri Abang.” Khalid memeluk istrinya dari belakang, menciumi wajahnya, mengusap perut istrinya yang semakin hari kian membesar. “Abang juga wangi.” Dia tersenyum mengambil telapak tangan kanan sang suami, menciuminya berulang kali. “Kamu yakin kita langsung ke rumah Umi, Sayang? Tidak mau singgah dulu ke rum

