67. Menepati Janji

2023 Kata

“Iya. Pokoknya, aku ingin kita putus!” Aku mengucapkan kalimat itu sungguh-sungguh. Aku serius. Aku memang ingin putus dengan Mas Rifqi. Aku tidak main-main dengan kalimat ini. “Shen …” Kini Mas Rifqi sudah berdiri, lalu dia langsung jongkok di depanku. “Jangan bercanda dengan kalimat putus. Please …” “Aku enggak bercanda. Aku beneran mau putus. Apa saat ini aku kaya kelihatan bercanda, Mas?” Sudah seserius ini, kalau Mas Rifqi masih mengira aku hanya bercanda, itu keterlaluan. Ini aku betul-betul minta putus dengannya. Sebelum aku mengatakan ingin putus, aku sudah memantapkan diri. Ya, sekalipun aku hanya perlu berpikir dalam hitungan menit, ini adalah keputusan yang sudah bulat. “Aku minta maaf, Shen. Iya, aku ngaku salah. Dua tahun ini aku biarin kamu kebingungan. Aku minta maaf u

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN