63. Kencan Malam

2015 Kata

“Telat, Mas! Udah aku bilang telat, ya telat.” Akun menjawab mantap. “Mas enggak perlu jadi dia. Perkara ini pokoknya case close!” Bukan tanpa alasan aku mengatakan ini. Masalahnya, dulu saat aku membahas tentang pengalamanku di Semarang, Mas Rifqi malah tampak bingung. Dari situ saja sudah cukup buatku menerima kenyataan kalau dia bukan Mas Iqi. Dia juga tidak perlu jadi Mas Iqi karena aku sudah menerima apa adanya dia sekarang. Oke, sebagian orang memang memanggilnya Iqi. Tapi Iqi tidak hanya serapan dari Rifqi. Iqi bisa juga serapan dari Rizqi. Iya, kan? Toh nama Rizqi juga banyak. Aku sudah bersaha ikhlas kalau mereka bukan orang yang sama, jadi dia tidak perlu mengaku sedemikian rupa demi menyenangkanku. Pokoknya, masalah ini selesai! “Oke, memang terlanjur telat. Salahku juga wakt

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN