"Tidak apa-apa, Suri. Ini namanya insiden, alias kejadian yang tidak terduga. Lupakan." Insiden yang menyenangkan dan membuat jantung berdebar maksudnya. Damar tertawa. Padahal dalam hati, jantung Damar jumpalitan tidak karuan. Dirinya bukan abege lagi. Ia tahu perasaan apa yang tengah bergejolak di hatinya. Ia sedang kasmaran untuk pertama kalinya. Ya, pertama kali. Karena dengan Murni dulu, ia dijodohkan sedari kecil. Otomatis sejak masa akil baligh, ia telah membuat dinding pembatas untuk lawan jenisnya. Dirinya adalah lelaki yang teguh pada janji. Sekalinya ia mengamini keinginan kedua orang tuanya, maka ia akan memegang teguh janjinya. Setiap rasa tertarik pada lawan jenisnya muncul, maka ia akan langsung membuangnya. Begitu juga dulu. Kala ia tertarik pada buruh jahit Murni di