Chapter 31. Rahasia Murni.

2250 Kata

"Bundaaaa..." Wira melepaskan genggaman tangan Pras dan berlari menghampiri Suri. Matanya sembab dengan bibir melekuk turun. Kedua tangannya membentang lebar. Siap untuk melesakkan pelukan ke haribaan sang bunda. "Lho... lho... lho... kok jagoan Bunda, nangis sih? Ada apa, Nak?" Suri bangkit dari sofa. Ia kemudian berjongkok di hadapan Wira, agar posisinya sejajar dengan kepala Wira. Suri memang membiasakan kontak mata dengan Wira. Dengan begitu ia akan mengetahui apa yang dirasakan oleh putranya. "Ayah bohong." Air muka Wira kembali mendung. Bibirnya bergerak-gerak sedih dengan mata berair. Siap mengeluarkan air mata. "Bohong kenapa? Bunda selalu bilang bukan, kalau menceritakan sesuatu jangan separuh-separuh. Nanti ceritanya jadi lain." Masih dalam keadaan berjongkok Suri mengusap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN