Aku tidak pernah tahu bahwa menanggapi seseorang yang sama dalam waktu yang cukup lama akan membuat sebuah tanggapan nyata betapa orang itu berharga. Disadari atau tidak, dia akan masuk dan menyediakan tempat untuk dirinya sendiri. Akibatnya, saat dia menghilang atau tidak muncul di waktu dimana biasanya dia terlihat, ruang itu akan muncul ke permukaan dan memberikan sebuah sugesti pada otak yang disebut dengan rindu. "Kenapa, Ga?" Pertanyaan itu membuatku yang sedang tertangkap basah tengah menghela napas mendongakkan kepalaku. "Nggak apa-apa, ini udah jam berapa? Aku harus ngejemput mama dan papaku," jawabku. Dila melihat jam tangannya sebentar. "Jam dua siang," jawabnya. "Oke, thanks." Dila hanya mengangguk pelan. "Segitu rumitnya ya pikiranmu Ga?" tanyanya. "Heh?" "Kamu kan p

