"Jadi, itu gebetannya Rara?" "Ganteng ya." "Tapi kok rambutnya setengah merah setengah hitam sih? Kayak preman." "Kalau aja brewokan, pasti mirip penjahat!" Begitu segelintir sambutan yang aku dapat saat baru saja kembali dari membeli makan. Saat kembali ke kosan, tanpa sengaja melihat Rara dan beberapa temannya sedang menggosipkan aku. Aku sebenarnya tidak mau mendengarkan tanggapan mereka tentangku, cuma Tuhan telah menciptakan dua telinga yang berfungsi dengan baik, jadi mau tidak mau obrolan mereka tentangku bisa aku dengar dengan jelas. "Apa sih, Rangga nanti salah paham," sambar Rara dengan kesal. "Ish apa sih, bukannya dia lebih tua kok dipanggil Rangga aja," kata salah satu temannya yang berambut pendek. Dia mengenakan dress panjang dibawah lutut dengan cardigan cokelat. "B

