Pria itu menciumi berkali-kali wanita di sampingnya yang tengah menampilkan wajah sedih juga lelah, kemudian mengelus pipinya perlahan dengan begitu lembutnya. "Kenapa mengatakan itu?" tanyanya lembut disertai pelukan yang mengerat. "Jawab saja, aku ingin tahu jawabannya." Franz menjatuhkan kecupan singkat lagi di kening Lyra penuh kasih sayang. Matanya beralih menatap bibir mungil Lyra yang mulai memerah karena minum s**u hangat, ingin sekali dia mengecupnya, tapi dia masih berusaha untuk menahannya. "Tentu saja, sebesar apa pun kesalahan yang kau perbuat, aku akan memaafkannya, bahkan jika kau menikamku, aku juga akan memaafkannya," jawab Franz disertai senyuman simpul menata teduh ke arah Lyra. "Aku rasa tidak begitu, kau bisa menjawab begitu sekarang, tapi ketika aku melakukan ke