"Pa ...." Lyra mohon dengan mata yang berkaca-kaca. Daniel menatap ke arah putrinya dengan begitu kecewa, setelah lama dia membesarkan putrinya, ternyata hal ini terjadi juga di hidupnya. Padahal dia sudah memberikan semua yang Lyra butuhkan juga inginkan agar putrinya bahagia berada di sampingnya, tapi ternyata tidak seperti apa yang dia bayangkan jadinya akan seperti ini. "Pa, maafkan aku." Daniel masih menatap kecewa pada putrinya, dia melirik ke arah koper di samping yang sudah dipenuhi pakaian Lyra, kemudian dia menyugar rambutnya dengan frustasi dan memijat pelipisnya yang terasa pening. "Astaga ... kenapa tiba-tiba kau memutuskan untuk keluar dari rumah ini? Padahal orang-orang lebih ingin hidup mudah dibanding hidup susah, tapi kau memilih untuk tinggal di apartemen dengan