Karel segera maju dan meraih kerah baju Ryan, tanpa ragu lagi melayangkan bogem mentah ke wajahnya. DUAK! "b******k! Berani sekali kamu mengganggu anakku!" teriak Karel penuh amarah, tangannya menunjuk lurus pada Ryan yang terduduk di lantai dengan sudut bibir yang pecah. Tak ada yang menghalangi, membiarkan Karel mewakili kemarahan dan kekhawatiran mereka semua. Begitu juga Via, dia hanya diam dengan mata menyorot marah pada Ryan. "Aku bisa jelaskan!" ucap Ryan seraya bangkit berdiri. "Sialan!" umpat Karel, dia hendak maju untuk kembali menyerang Ryan, namun kali ini Denis menahannya. "Cukup!" katanya pelan dan tegas. Ryan menatap Via dengan sendu, itu membuat Karel semakin terbakar cemburu. Dia menepis tangan Denis lalu mendaratkan kepalan tangannya lagi pada Ryan, sampai laki-la