Karel bergegas pulang begitu mendapat kabar dari Farel, kekhawatirannya berlipat ganda mengingat dia baru saja berhasil membuat Via memberikan kepercayaan padanya. Dia tak ingin Via membencinya, karena perasaannya benar-benar tulus. "Via? Dimana kamu?" panggil Karel begitu dia tiba di apartemen. Dengan hati yang tidak tenang, dia berkeliling membuka setiap pintu, sampai akhirnya dia melihat Via tengah duduk di kursi gantung yang ada di luar balkon kamar. Karel merasa jantungnya bak kembali ke dalam rongga dadanya, dia sudah berburuk sangka dan panik karena tak melihat Via secepatnya. "Via?" panggil melangkah pelan mendekati calon istrinya itu. Perempun itu duduk memeluk lutut sambil melepaskan pandangannya ke kejauhan sana, ada pemandangan kota di bawah teriknya matahari siang. "Dokt