Karel sudah tenang, dia akhirnya bisa tidur dengan lelap, setelah teriakan histeris dan luapan amarahnya memenuhi ruangan beberapa saat lalu. Via setia duduk menemaninya meski Karel meluapkan kemarahannya, mengumpat dan mengatakan jika dia terlalu lemah dan bodoh sampai dibodohi istrinya sendiri.
"Nak."
Via mengusap wajahnya lalu menoleh.
Denis melangkah memasuki kamar dan menghampirinya.
"Istirahatlah dulu, biar Papa yang jaga Karel," ucapnya menatap iba pada Via.
Via termangu, dia tersenyum dan menggeleng.
"Nggak, Pa. Aku di sini saja," tolaknya kembali memandangi wajah Karel yang terlihat damai dalam tidurnya.
Denis menghela napas panjang. Dia tahu Via sudah lelah dan dia sendiri cedera, dia bahkan belum makan sejak kemarin dan hanya minum saja.
"Kamu juga harus makan, jangan sa
