Aku merasa hidup ini tidak adil untukku. Terkadang aku merasa Tuhan lupa padaku. Kalau bisa aku memilih, tentu aku memilih lahir di keluarga kaya dan harmonis. Tapi sayangnya Tuhan mengirimku dalam rahim seorang perempuan yang nasibnya tidak baik. Kenapa aku katakan bunda nasibnya tidak baik? Sejak aku bisa menilai baik buruknya seseorang, di situ aku baru tahu kalau ayah kandungku tidak baik, dia tidak pernah memberi nafkah yang cukup untuk bunda karena uangnya habis untuk bermain judi. Sampai bunda harus kerja keras membanting tulang kerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan kami bertiga. Kepala jadi kaki, kaki jadi kepala. Seakan terbalik, bunda menjadi tulangpunggung keluarga sedangkan yang seharusnya menjadi tulangpunggung keluarganya malah sibuk menghabiskan uang di meja judi. Ayahk