Tatapan Azkia begitu tajam ke arah Tangguh. Tangguh mendesah pelan dan berjalan melewati Azkia. Baginya gadis di depannya sangatlah tidak penting dalam hidupnya. "Masih ada sesuatu yang harus aku lakukan? Kalau tidak ada, aku harus pergi. Kerjaanku belum beres," titah Tangguh dengan suara lantang. Tangguh segera meletakkan gelas dan memakai kembali jaket kulitnya lalu berjalan turun ke bawah. Kebetulan Tante Susi sedang sibuk di dapur. Tangguh hanya fitting pakaian untuk dipakai nanti malam. "Mas! Mas Tangguh ..." teriak Azkia mengejar Tangguh sampai ke teras depan. Azkia dengan berani memeluk tubuh Tangguh dari arah belakang. Kedua tangannya erat mendekap dan saling bertautan mengunci dekapan itu agar tidak terlepas. Kepala Azkia menempel pada punggung tegap Tangguh yang keras seperti