Tangguh sudah mulai tak fokus menyetit mobilnya. Kepelanya sedikit pening, pandangannya samar dan keringatbdingin mengucur disekujur tubuh. Aliran darahnya seperti mengalir deras sampai ke ubun- ubun. Hasratnya mendidih seperti ingin meluapkan sesuatu dari bawah sana yang terus menekan ingin segera bebas. "Argh! b******k kamu, Kia! Kenapa kami begitu jahat padaku! Kamu malah membuat aku tak percaya lagi pada ucapanmu yang selalu manis itu. Kamu terlalu berani! Kamu kira aku laki -laki bodoh yang tak berpengalaman? Aku ini mantan anak nakal. Bubuk seperti ini aku sudah tahu arah tujuan pikiran kamu!" Tangguh terus mengumpat kesal. Tangguh berkali -kali memukul bubdaran setirnya saat jalanan macet atau terpaksa berhenti karena lampu merah. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Tan