Malam harinya, apa yang Mira khawatirkan terjadi. Perut Edgar mulas. Terhitung sudah tiga kali ini Edgar bolak-balik ke kamar mandi. Saat berjalan keluar maupun masuk kamar mandi, tangan Edgar selalu memegangi perutnya yang sedang ngambek karena tadi sore dihajar habis-habisan oleh sambal sètan buatan Mira. “Nah ‘kan, apa saya bilang..” lirih Mira menyambut Edgar yang baru saja keluar dari kamar mandi. Berarti ini yang keempat kalinya. Dengan menampilkan raut wajah menahan kesakitan plus tersiksa, Edgar akhirnya bisa duduk di pinggir ranjang. Rasa mulas itu tetap ada. Namun tidak separah menit-menit sebelumnya. Mira yang semula berada di tengah ranjang, kini menggeser duduknya, mendekat pada sang suami. Rasa belas kasihan dalam diri Mira lah pendorongnya. Di tangannya, Mira sudah m