"Papa, Mama, Vana datang.." sapa Nirvana bersusah payah. Menahan tangis dan memaksa bibir tersenyum lebar di hadapan dua batu nisan orang-orang kesayangannya, tentu bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Sebenarnya Nirvana tidak sekuat itu bila menyangkut mendiang orang tuanya. Tapi seiring bertambah usianya, pengendalian emosinya cukup terlatih. Kini Nirvana sudah tidak menangis tersedu-sedu. Paling hanya menangis dalam diam. Yang sesaknya cukup Nirvana telan sendiri. Hidup terus berjalan. Meski kedua orang tuanya telah pergi selama-lamanya, Nirvana akan tetap bersemangat menjalani hari-harinya di dunia ini sampai nanti Tuhan memanggilnya untuk pulang. Seusai berdoa bersama Izhar yang setia berada di sampingnya, Nirvana mengusap nisan papa dan mamanya. Ia berada di tengah-tengah makam

