"Dia kekasihku, Pa. Dia milikku!" desis Joshua. Meski terucap lirih, nyatanya Syaf masih bisa mendengarnya. Pemuda itu merasa iba melihat sahabatnya yang seperti ini. Diusap pelan bahu Joshua membuat Josh membuka matanya. Menatap sendu pada Syaf. "Kau yang sabar. Oke. Hidup tetap harus berjalan. Tak Selamanya kau akan seperti ini. Lupakan Joana. Dan ikhlaskan Joana untuk papamu." "Terlalu mudah bagimu mengucapkan hal itu, Syaf. Karena kau tak pernah merasakan nya sendiri bagaimana sakit hati dan kecewanya aku. Kau lihat sendiri kan, bagaimana mereka berdua yang tak berperasaan, berduaan menunjukkan kebersamaan mereka di hadapanku. Benar-benar tak ada hati. Keterlaluan sekali. " ketidaksukaan Joshua sudah tak mampu ia kendalikan lagi. " Sampai kapan kau akan menyiksa dirimu sendiri sepe

