Waktu telah gelap, dan di sana di atas sofa ruang tamu, Rama duduk membelakangi Jenie yang tertidur. Setelah pergumulan panas mereka, Jenie terlelap begitu saja. Mungkin karena terlalu lelah. Drt… Perhatian Rama jatuh pada ponselnya di atas meja. Mengambil benda pipih itu, dilihatnya siapa yang menelepon. Dan melihat nomor El yang tertera, ia menoleh ke belakang seakan memastikan bahwa Jenie benar-benar tidur pulas kemudian mengangkat panggilan dari El. “Apa saja yang kau lakukan, Bung? Kau takut mengangkat panggilan dariku?” Baru saja Rama menempelkan ponsel ke telinga, ia telah disambut kata-kata El yang menjengkelkan. “Ada apa,” ucap Rama tanpa ekspresi berarti. “Ah, tidak. Aku hanya ingin mengingatkan mengenai tawaranku hari itu. Kau sudah menentukan pilihanmu? Aku tidak mem