119. Memperbaiki Kesalahan sebelum Menyesal

1614 Kata

Jenie melambai dengan wajah cerah pada Saga yang berlari kecil ke arahnya. Di sampingnya berdiri Rama yang melakukan hal serupa. Dan saat Saga semakin dekat, Jenie menekuk lutut dan melebarkan kedua tangan menyambutnya dengan sebuah pelukan. “Bagaimana sekolahmu hari ini, Sayang?” tanya Jenie setelah melepas pelukannya. Ditatapnya Saga dengan mata berkaca-kaca terharu Saga melewati hari pertamanya sekolah seorang diri. Wajah Saga tampak cerah. Ia pun menjawab, “Menyenangkan, Ma. Saga punya banyak teman.” “Wah? Benarkah?” Rama mengacak ringan pucuk kepala Saga dan memberinya senyuman merekah. “Anak papa memang hebat,” pujinya. Tak jauh dari tempat ketiganya, seorang wanita memeluk putrinya erat. Sangat erat sampai-sampai putrinya merasakan sesak. “Mama, sesak,” ucap bocah peremp

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN