71. Sebuah Perbedaan di Pagi Hari

1716 Kata

“Ya ampun, kakek jadi tidak enak. Gara-gara kakek tinggal di sini, cucu kakek jadi merenovasi rumah.” Rama memutar bola mata malas. Ia baru saja memberitahu kakeknya rencana menambah kamar untuk kakeknya itu tempati. “Jadi, kapan dimulainya?” tanya Adam kemudian menyesap teh hangatnya. Saat ini ia dan Rama tengah duduk santai di dapur setelah sarapan. “Besok,” jawab Rama setelah meletakkan cangkir kopi pahitnya. Perhatian Rama pun jatuh pada cangkir kopi yang baru ia letakkan. Kopi itu buatan Yuli dan rasanya masih sama saat dulu ia datang ke rumah Zia dan dibuatkan kopi olehnya. Kepulan uap hangat samar lolos dari mulut Adam saat mengembuskaan nafas setelah meminum teh hangatnya. “Hah … baiklah. Cucuku memang sangat perhatian jadi aku tak akan menolaknya,” ucapnya. “Oh, ya, mana Jen

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN