Dengan hati-hati Rindu membuka pintu ruangan Seno yang tertutup rapat. Kedua kaki mungilnya melangkah perlahan ketika mendapati sosok yang dia cari tengah terduduk di atas kursi kerjanya dengan mata terpejam. Tanpa disadarinya, Rindu tersenyum kecil melihat wajah Seno saat ini. Dia lantas mendekati pria itu dan berdiri di sisi kiri Seno. Lalu dengan tingkah malu-malu mendaratkan kecupannya di atas bibir pria itu. Cup Hanya kecupan singkat yang Rindu sematkan. Namun sepertinya gerakan kecil tersebut sudah mampu membuat Seno terusik di dalam tidurnya. Atau mungkin pria itu hanya sekedar memejamkan matanya saja? Begitu melihat kedua mata pria itu hendak terbuka, Rindu kembali menghadiahi Seno kecupan di bibir untuk yang kedua kalinya. Berbeda dengan tadi, kali ini Rindu sedikit menekan bi