PART 64

1824 Kata

"Akh--!" "Shhh..." "Uh ... pelan-pelan." "Sakit, Mas?" "Hm ... iya, umh!" "LEBAY, ANJIR! BIASA AJA SUARANYA, BIASA!" celetuk Erlang seraya mengusap daun telinga yang dirasa sudah ternodaii oleh suara Abian di sana. Ya, dia terusik. Sedang Sera melirik. Mengalihkan fokusnya dari lutut Mas Abi. "Bukannya lebay, tapi emang sakit!" "Iya, nih. Bang Erlang mana paham," imbuh Sera atas ungkapan suaminya tadi. Menatap garang sosok Airlangga, sedetik berlalu dia kembali menatap Abian, tentu saja dengan sorotan penuh cinta. "Sakit banget ya, Mas?" "Iya, Ra." "Kok bisa gini, sih?" Prihatin. Sera sampai berkaca-kaca, celana Abian robek dan lututnya terluka. "Mas bawa motornya gimana kenapa sampe jatoh gini? Nggak hati-hati, ya?" "Ibu-ibunya nggak sopan banget nyetir motor, lampu sein ke ka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN