Tanpa mau mengetuk pintu, Tiffany langsung saja memutar kenopnya. Orang yang melihatnya pun sudah bisa menduga kalau wanita itu sudah biasa keluar masuk ruangan itu. Netra cokelat milik Tiffany menelisik ke dalam ruangan. Baru saja kakinya menginjak satu lantai kamar itu, Tiffany sudah disambut dengan satu sepatu yang jatuh di ujung sandalnya. Wanita itu berjongkok, menaruh satu sepatu itu ke tempatnya kembali. Lampu yang redup di ruangan itu menjadi tanda betapa tak terurusnya kamar ini. Tiffany terus berjalan masuk. Matanya berkeliling mencari sang empunya kamar. Kakinya lagi-lagi menginjak barang asing. Tiffany menyingkirkan kakinya itu. Ternyata ia menginjak celana pemilik kamar. Tak hanya di lantai bahkan barang-barang Kriss bercecer di mana-mana. Tiffany mulai merapikan satu pers

