129

2000 Kata

Tiffany meregangkan tubuhnya. Kedua tangannya teracung ke atas sembari meloloskan kuap dari mulutnya. Dari balik jendela, ia bisa melihat langit sudah terang meski cahaya mentari pagi belum masuk ke kamar itu. Ia menemukan ponselnya yang tergeletak di bawah kasur, memeriksa jam digitalnya yang sudah menunjukkan pukul enam lewat hampir tiga puluh menit. Ia tertidur selama dua jam lebih. Energinya yang berlebih kemarin ia habiskan semalam di kamar ini hingga jam empat pagi. Bersama Kriss yang ia cintai. Terbangun dalam pelukan lelaki pujaannya membuat suasana hati Tiffany pagi itu menjadi jauh lebih baik. Meski sedikit mengantuk, ia tidak merasa kepalanya sakit padahal sudah bergadang hampir subuh. Ia hanya merasa lapar saat ini. Sebuah pikiran terbersit dalam benaknya. Tiffany lalu membuk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN