Tiffany duduk dan bergabung bersama ketiga orang itu. Dengan semangat, Anya membuka isi dari bungkusan yang terletak di atas meja. Dua buah kotak bekal masing-masing diletakkan di hadapan Tiffany dan juga Kriss, lalu sebuah kotak berukuran sedikit lebih kecil untuk dirinya sendiri. “Punyaku mana?” tanya Heri setelah menyadari istrinya tidak menyiapkan makanan untuk dirinya. “Tadi kan kamu sudah sarapan, Sayang. Memangnya kamu masih lapar?” sergah Anya. Dokter muda itu masih mengeluarkan beberapa set alat makan untuk diberikan pada Tiffany dan Kriss. “Tidak, sih. Tapi kan tadi kamu juga sudah sarapan,” cecar Heri tampaknya masih tidak terima karena tidak kebagian makanan buatan sang istri. “Aku ini wanita hamil. Aku siapkan bekal untuk diriku sendiri buat berjaga-jaga kalau sampai aku m

