14

710 Kata
Di tempat lain. Anto duduk di ranjang hotel dengan sedikit kesal, tadi saat dirinya tengah asik memadu kasih dengan pacarnya, tiba-tiba saja ada salah satu Tante yang menghubunginya. Memintanya bertemu di kamar hotel yang sudah dipesannya. Sudah hampir lima menit Anto menunggu, tapi Tante Alma yang menghubunginya tidak kunjung datang juga. Membuat Anto sedikit tidak sabar dan ingin pergi begitu saja. Jujur saja, dirinya memiliki tiga orang Tante yang menghidupinya. Salah satunya adalah Tante Alma, di mana tante Alma ini usianya cukup muda dibandingkan dengan tante-tante yang lainnya. Selain itu Tante Alma juga memiliki fantasi s*x yang cukup membuatnya kuwalahan. Meskipun begitu, masalah fulus yang diberikan juga tidak bisa dikatakan main-main. Terkadang Tante Alma akan memberikan lima digit untuk satu kali main, dan masih memberikan bulanan dengan nominal enam digit. Benar-benar sangat royal. Di ruangan game milik Kriss, Tiffany masuk dan melihat ke arah Kriss yang sudah memainkan gamenya, terlihat sekali laki-laki itu tengah tidur di depan komputernya. Tiffany berjalan ke sisi Kriss dan ikut duduk di kursi kosong yang ada di samping Kriss. Tiffany mengambil satu roti yang ada di dalam plastik. Dirinya bisa mengisi perutnya hingga penuh sembari menunggu Kriss keluar dari gamenya. Selama menunggu, Tiffany terus melihat-lihat berbagai alat yang ada di dalam ruangan itu. Tiffany berdiri dan berjalan ke sisi lain, di mana ada sebuah pintu lagi di kamar game milik Kriss itu. Dengan penasaran Tiffany berjalan mendekat dan membuka pintunya, dirinya sedikit terkejut saat melihat berbagai barang-barang senjata tajam yang ada di sana, Tiffany dengan cepat menutup pintunya dan menatap ke arah Kriss dengan tajam. Tiffany tahu, Kriss datang karena kemampuannya, tapi dirinya juga tidak percaya jika laki-laki itu datang untuk menjemput ajalnya. Tiffany sangat tahu bagaimana papanya, papanya akan membunuh orang yang hanya terikat kontrak sementara, karena bagi papanya lebih baik kehilangan orang itu untuk selamanya daripada kedepannya harus bersaing dengan mantan orangnya. Tiffany mengambil kunci pintu itu dan menyimpannya dengan baik, dirinya yang paling tahu tentang orang tuanya, dan Kriss salah satu buruan papanya. Sebagai orang yang paling dekat dengan Kriss tentu saja dirinya harus membantu laki-laki itu kabur dari tempat ini, tempat yang membahayakan hidup laki-laki itu. Tapi untuk menjalankan semua rencananya, tentu saja dirinya butuh persiapan yang matang. Apalagi yang ia lawan adalah papanya sendiri, di mana semua pergerakannya tidak sedikitpun lolos dari papanya. "Aku akan pergi beli makan dulu," kata Tiffany tiba-tiba dan keluar dari kamar game milik Kriss. Di dalam gamenya, Kriss tengah bersembunyi di belakang pohon besar. Di dekatnya ada makhluk seperti biasa yang tengah berkeliaran. Tujuan Kriss datang ingin melihat sisi kanan bendungan. Di mana tadi Tiffany memberitahu jika di sana adalah tempat goa yang asli. "Krak," Suara kayu terinjak diikuti oleh teriakan membuat Kriss menoleh, menatap ke arah laki-laki yang membawa pancing itu terlihat ketakutan. Para makhluk-makhluk aneh itu segera berlarian untuk menghampiri laki-laki yang masih diam ditempatnya. Teriakan dari laki-laki itu saat dagingnya mulai digigit makhluk itu membuat Kriss menelan ludahnya kasar, dengan cepat dirinya mencari lensa yang dipakainya untuk melepaskannya, sebelum dirinya ikut dimakan hidup-hidup oleh makhluk mengerikan itu. Kriss kembali sadar dari tidurnya, napasnya berdetak tak karuan saat mengingat bagaimana orang itu yang menjerit karena digigit oleh makhluk-makhluk itu. Jika di ingat-ingat, tempat itu sama persis dengan tempat yang tadi membuat Tiffany ketakutan dan juga menginjak ranting yang sama. Setelah cukup tenang, Kriss pun mulai membuka internetnya, mencari informasi tentang laki-laki yang baru saja dimangsa oleh makhluk tadi. Tidak lama keduanya, Tiffany kembali masuk ke dalam ruang game Kriss dengan pakaian yang layak. Ditangannya membawa plastik yang berisi makanan bungkus yang ia beli di warung-warung terdekat. Tentu saja awalnya dia ragu untuk membeli, tapi karena tidak ingin jauh-jauh, maka dirinya memutuskan untuk memakannya meskipun sedikit j*jik. Kebiasaannya yang makan di tempat berkelas tentu saja tidak bisa ia hilangkan begitu saja, namun hanya karena Kriss dirinya malah menurunkan kelasnya. Tiffany menatap ke arah Kriss yang sibuk dengan komputernya, bahkan laki-laki itu tidak tahu jika dirinya datang dan masuk ke dalam ruangannya itu. "Sudah selesai?" Tanya Tiffany yang langsung saja membuat Kriss terkejut dan menjerit pelan. Tiffany yang melihatnya tentu saja sedikit merasa aneh, tidak seperti biasanya laki-laki itu terkejut dengan kedatangannya. "Ada apa? kenapa tiba-tiba terkejut?" tanya Tiffany yang langsung saja membuat Kriss menghela napasnya lega. Ia pikir, makhluk itu mengikutinya sampai sini. Tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN