BRAK! Varo masih terkejut melihat Ruby masuk ke apartemennya dengan cara yang begitu brutal. Pintu apartemennya hampir saja copot dari engselnya akibat tendangan keras wanita itu. Sebelum Varo bisa berkata apa pun, Ruby sudah menghampirinya dengan langkah cepat dan mata menyala penuh amarah. Tanpa aba-aba, pukulan dan tamparan melayang ke wajah dan tubuh Varo. Lelaki itu tersentak, merasa perih di pipinya, tetapi Ruby tidak berhenti. Ia terus melayangkan tangannya, lalu dengan gerakan cepat mengeluarkan alat kejut listrik dari tas kecilnya dan menyentuhkannya ke tubuh Varo. “Argh!” Varo merintih pelan, tubuhnya kejang sesaat sebelum jatuh terduduk di sofa. Ruby menatapnya dengan tatapan dingin. “Kau pikir kau ini siapa, hah? Berani sekali kau mengabaikanku, Varo.” Varo berusah