Dea yang baru selesai salat maghrib melihat ponselnya. Ada riwayat panggilan masuk dari Gama. Dia memandang ke samping, Antika yang tadi ikut salat tengah berusaha melepaskan mukena. "Sini mama lepasin." Dea melipat mukena kecil milik putrinya. "Tadi papa nelepon, ya?" "Iya. Hari Minggu papa sudah di rumah katanya." "Nggak apa-apa. Papa kan lagi kerja." Antika duduk bersandar di pinggir ranjang. Memperhatikan sang mama yang tengah melepas dan melipat mukena. "Ma, kenapa kita nggak tinggal bareng papa. Rumah papa kan besar. Papa juga tinggal sendirian?" Pertanyaan ini yang menakutkan bagi Dea. Sebab dia tidak tahu bagaimana cara menjelaskan. "Teman-teman Antik tinggal serumah dengan papa dan mamanya." Dea meraih tubuh Antika, lantas menaruh di pangkuan. Memeluk gadis kecilnya deng