"Mamaku ngomel semalam, kenapa aku nggak maksa Mas nginap di rumah saja. Kondisi sakit malah ditinggal di hotel. Aku jawab kalau Mas Gama lagi galau mau menyendiri dulu." Gama menyeringai tipis mendengar ucapan sepupunya. Bagi Aryo sikap Gama tidak mengejutkan. Dia sudah tahu, sepupunya yang satu ini memang tidak tahu bagaimana caranya bercanda. Tidak seperti kakaknya Gama yang humoris. "Mas Gama, nggak mampir ke Bekasi, ke rumah Mas Damar?" "Nanti kalau sempat aku mampir. Mas Damar nggak tahu kalau aku ada di Jakarta sekarang." Gama menyandarkan kepala di jok mobil. Kepalanya masih nyut-nyutan dan dia tadi lupa membawa obat yang dibelikan Aryo tadi malam. Aryo menepikan mobilnya di warung bubur ayam yang berseberangan dengan kantor. Meski aroma bubur itu sangat harum, tapi menggangu