Pagi Itu 2

1025 Kata

"Kamu tahu Mas, aku menunggumu untuk memperjuangkan hubungan kita. Aku menunggumu berubah, menunggu seperti perempuan nggak tahu diri. Hingga aku sadar, aku harus berhenti. Hubungan kita sudah menjadi kenangan," ucap Dea disela isak tangisnya. "Mas, ingin aku menjadi perebut tunangan orang. Mas, ingin aku menjadi perusak?" "Aku yang merusaknya, bukan kamu." Dea sibuk menghapus air mata yang mengalir tanpa kompromi. Ini kalimat yang ditunggunya dulu, perjuangan untuk mempertahankan hubungan mereka. Namun Gama tidak melakukan apa-apa. Kenapa Gama baru sekarang mengatakan disaat semuanya serba sulit. "Maafkan aku, De. Aku terlalu egois selama ini." "Sampai sekarang pun kamu masih egois, Mas. Sikapmu ini akan melukai hati Alita. Apa dia nggak sesuai dengan keinginanmu, lalu kamu berpaling

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN