Senyum tipis menghiasi bibir Alita. "Sudah lama aku kehilangan harga diri, Ma," jawabnya. "Makanya Gama harus membayar apa yang aku rasakan saat ini," ucapnya berapi-api. "Kita pulang saja ke Surabaya." "Nggak." Alita menggeleng. "Apa jawabanku jika ditanya oleh kerabat dan teman-teman." "Pada akhirnya, sekarang atau nanti, mereka akan tahu juga, Lita." Hening. Bu Lani mulai jengkel dengan tingkah anak bungsunya. Namun mau menentang sekeras apapun, dia tidak bisa. Ada suaminya yang mendukung sikap Alita. Juga ada kakak iparnya yang siap membantu sang keponakan. Mereka membantu karena ada kepentingan tersendiri. Persaingan bisnis tentu saja. Kesempatan ini digunakan kakak iparnya untuk menjatuhkan kerajaan bisnis keluarga Gama. Alita meraih tali tasnya. "Ma, aku berangkat ke kantor dul