d**a Nadia serasa teriris mendengarnya. Seharusnya kalimat itu membuat lega. Namun tetap saja sakit rasanya. Bagaimanapun perempuan itu sudah mengandung anak suaminya. "Jika aku ikut pergi, bagaimana dengan anak-anak. Biar aku di rumah saja, Mas." Tolak Nadia sambil menarik tangannya dari genggaman Tony. "Anak-anak sudah biasa kita tinggal, kan? Please, Nadia. Ini kali terakhir mas akan bertemu Alita dan keluarganya." "Apa mas akan menjatuhkan talak pada perempuan yang sedang nifas?" Tony diam. "Perempuan yang sedang nifas atau haid nggak boleh di talak, Mas." "Mas akan mengajakmu pergi ke Surabaya lagi ketika dia sudah selesai nifas." "Bukankah dia sudah bilang nggak ingin bertemu denganku. Biar aku di rumah saja." "Ikutlah, mas akan pesan tiket pesawat untuk dua orang minggu depa