Sama-sama Berkorban 2

980 Kata

"Eh, i-iya, Dok." Dokter Farhana yang berdiri mematung menjawab dengan gugup. Wajahnya pasti berubah pias karena malu. Jika sudah diusir secara halus begini, apa dia keukeh bertahan di sana? Dokter Farhana mengangguk sejenak kemudian bergegas keluar kamar. Meski dokter Angkasa berkata secara halus dan sopan, sungguh ini memalukan baginya. Pengalamannya mengejar cinta Saga, tidak akan diulang pada pria lain. Sebagai perempuan, dia sangat malu melakukan hal itu. Seperti tak laku saja. Tak punya harga diri. Sambil berjalan kembali ke ruangannya, mata dokter Farhana berembun. Sungguh malu sebenarnya. Kalau bukan dokter Rosy yang meminta, dia tidak akan masuk kamar perawatan dokter Angkasa di luar jam visit. Gadis itu duduk di kursi meja kerjanya. Membuka kotak jatah makan siang. Aroma sam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN