Sean menuruni mobil lalu memasuki sebuah cafe, tempat yang diminta oleh Reya untuk bertemu. Setelah menemukan keberadaan Reya di deretan meja terakhir, Sean dengan senangnya menghampiri gadis itu. "Apa kau merindukanku hingga mengajak bertemu seperti ini," kata Sean begitu tiba. Lalu menghempaskan pantatnya di kursi, duduk tenang setelah menggoda Reya dengan senyuman manis. Reya memutar bola matanya jengah. Kurang semangat jika harus menanggapi humor Sean yang tidak ia suka sama sekali. Akhir-akhir ini Sean menjadi sangat percaya diri, bahkan semakin hari semakin terlihat. "Kamu bertindak sendiri tanpa melibatkan ku. Kenapa?" tanya Reya menatap serius ke arah Sean, yang langsung membuyarkan senyum di wajah pria itu. Sean mengernyit. "Apa maksudnya?" tanyanya dengan wajah sedikit bi