Reya membantu Sean duduk di sofa. "Hati-hati, Sean." Sean melepaskan jasnya, lalu memegang perut yang masih mengeluarkan darah. "Lukamu terlalu dalam, perlukah aku memanggil, Dokter?" tanya Reya cemas. Sean menggeleng. "Aku tidak memerlukannya," ucapnya menahan rasa sakit. "Kalau begitu aku akan mengobatinya. Tunggu sebentar." Reya hendak pergi, tapi Sean memegang lengannya. Ketika Reya menoleh, Sean menggeleng. "Akan ku urus sendiri. Kamu istirahatkan. "Tidak," bantah Reya. "biar aku bantu." "Jangan membantah." Mata Sean menatap tajam. "aku sudah melewati banyak luka bahkan separah ini, dan masih baik-baik saja tanpa bantuan." Ketegasan Sean membuat Reya harus mundur, dia tidak mungkin meneruskan niatnya untuk membantu ketika pria itu menolak secara terang. "Baiklah," kata