CHAPTER 47

1124 Kata

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Sebetulnya Aksa sudah memberitahunya agar tidak usah menunggu, tapi Raya tetap saja menunggu kepulangan suaminya. Hingga malam semakin larut, rasa kantuk Raya tak terbendung lagi. Wanita itu berjalan menuju kamarnya dan berbaring di atas ranjang, tak butuh waktu yang lama Raya langsung terlelap. Di sisi lain… Aksa berusaha mempertahankan kesadarannya, ia melirik ke sekitarnya mencari sosok Ravel atau Samuel yang anehnya tak tertangkap oleh indra penglihatannya. Aksa menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali, mencoba meraih kesadarannya yang sudah diambang batas. Perasaan ia hanya minum satu gelas kecil, tapi kenapa kepalanya terasa sangat pusing dan mabuk? Aksa berjalan menuju toilet, ia akan membasuh wajahnya terlebih dahulu dan menyadarkan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN