"Gin.." "Hm?" "Aku berangkat ya," "Kayaknya mau badai" ucap gina mendekat pada rafa sambil menggendong fay. Rafa mencium pipi fay yang makin gembul dan meninggalkan senyum pada gina sebelum ia meninggalkan rumah. Tiga minggu yang lalu rafa masih dianggap makhluk tak kasat mata oleh gina. Wanita itu benar-benar membuat hidupnya gelisah. Rafa selalu merasa bersalah tiap kali matanya beradu pandang dengan gina. Rafa merasakan gina-nya sangat jauh walaupun keduanya berlindung di atap yang sama. Adanya perawat bernama sari itu makin memperburuk keadaan karena gina selalu menitipkan pesan melalui sari sehingga komunikasi benar-benar minim. Lalu keajaiban itu terjadi. Walaupun orang lain memandang ini sebagai aib, namun rafa menganggapnya anugrah. Saat itu warga berbondong-bondong mendatan