Dokter Bedah Yang Dibedah

1100 Kata

Kenapa? Kenapa Aa kembali memejamkan matanya? Aku tidak dapat berpikir jernih, melihat Aa memejamkan kembali matanya, aku panik bukan main. “Aa.” Aku meraih dan menekan tombol panggilan. “Aa,” panggilku sekali lagi. Ku lihat dari dinding kaca dr. Herman berlari menuju pintu ruangan ini dan aku pun berniat untuk keluar pasalnya ruangan ini sangat terbatas. Baru saja akan melangkah, langkahku terhenti saat tanganku ditarik pelan—tidak ada kekuatan sama sekali hanya seperti tengah digenggam begitu lembut. “Sayang, jangan tinggalkan Aa,” gumamnya. Aku berbalik—terduduk mengembuskan napas lega di bangku yang sebelumnya aku tempati, lalu air mataku jatuh tanpa permisi. Kulihat Aa berusaha melepas masker oksigennya. Tangisku tumpah menjadi-jadi, aku memukul-memukul lengannya saking kesaln

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN