Pacaran 1

1166 Kata

“Bayi, mau ke mana, sih?” tanya Aa yang sedang bersimpuh di hadapan Ziqri— menemaninya sementara aku bolak balik bak setrika memeriksa keperluan kami selama di perjalanan nanti. Koper sudah terisi rapi dan lengkap sejak semalam, cukup untuk seminggu di Jepang. “Gigit boleh, Nak, pipinya—gigit, ya,” ujar Aa menggoda Ziqri hingga anaknya merengek kesal. “Mama ….” Tuh, ‘kan kalau sudah begini aku bisa apa? Bukannya membantu malah menambah kerjaanku. Kapan selesainya begini? Aku melayangkan protes pada Aa dan dia kabur membawa Ziqri dalam gendongannya ke arah luar rumah. “Kabur, Aa, Bunda mau ngomel.” Ziqri yang tadinya kesal kini sumringah. Kalau mengolokku mereka kompak sekali heran. Hari ini kami akan melakukan perjalanan ke Tokyo, kali kedua Aa menyambangi negeri tirai bambu. Kalau s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN