Entah made in Japan atau made in Bandung, pokoknya aku sesenang itu menerima kehadiran malaikat kecil di dalam perutku ini. Sangat disayangkan aku terlambat menyadarinya, aku sudah melewatkan hari yang melelahkan, semoga saja baby baik-baik saja. Aku mengelus perutku yang masih rata, melafalkan doa-doa baik untuknya agar selalu dilindungi oleh yang maha kuasa. Aa juga tampak bahagia mendapatkan kabar ini, semalaman dia tidur memeluk dan sesekali mengusap perutku. Aku pun senyaman itu berada di dekat Aa, sepertinya baby selalu ingin berdekatan dengan ayahnya. “Pagi kesayangan Ayah,” lirihnya seraya mengeratkan pelukannya, setelah mengecup keningku, Aa turun sedikit ke bawah dan mencium perutku. “Kita harus bersiap lebih cepat, Sayang. Nanti mampir ke apotek dulu, Dino sudah meresepkan b

