"Tokkkk....Tokkkk....."
Ada seorang gadis yang sudah berlinang air mata mencoba mengetuk pintu sebuah rumah yang dulu sering ia datangi ketika ia merasa sedih. Karena pemilik rumah ini adalah orang yang selalu ada saat ia butuhkan. Dan gadis itu tak tahu harus pergi kemana selain ke rumah ini. Dari dalam rumah tampak seorang wanita yang sedang berjalan menuju pintu masuk rumah karena mendengar suara orang yang mengetuk pintunya. Dan ketika ia membuka pintu rumahnya ia kaget dengan orang yang ada di sana.
"Luna....."
"Rini boleh aku tinggal disini untuk sementara waktu," pinta Luna dengan air mata yang terus jatuh dari mata indahnya.
"Ya ampun kamu kenapa Luna. Ayo masuk," ajak Rini untuk masuk ke rumahnya.
Luna pun masuk ke rumah Rini dan ia lalu duduk di kursi tamu milik Rini. Sementara itu Rini pergi ke dapur untuk membuat teh hangat untuk Luna.
"Kamu minum dulu tehnya setelah itu kamu baru cerita sebenarnya apa yang terjadi sama kamu," kata Rini sambil meletakkan secangkir teh hangat untuk Luna.
"Makasih ya Rini." Luna pun dengan perlahan meminum teh buatan dari Rini.
Setelah beberapa saat perasan Luna sudah lebih tenang lagi. Ia juga sudah menghabiskan teh hangat buat Rini.
"Jadi kamu cerita sekarang atau nanti?" tanya Rini yang menggenggam tangan Luna.
"Aku akan cerita sama kamu semuanya. Tapi sebelumnya kalau nanti ada orang yang mencari keberadaan aku disini kamu bilang aja aku gak ada disini dan kamu gak pernah bertemu dengan aku. Untuk saat ini aku akan tinggal disini sebelum nantinya aku akan pergi dari sini," kata Luna memperingatkan Rini.
Sebenarnya Rini bingung dengan maksud dari kata-kata yang diucapkan oleh Luna. Tapi ia pun hanya bisa mengiyakan semua permintaan Luna itu.
"Kamu mau tahu kan alasan kenapa aku berhenti kerja dari supermarket yang secara tiba-tiba?" tanya Luna mulai serius.
Rini pun kembali menganggukkan kepalanya karena memang ketika Luna secara tiba-tiba keluar dari pekerjaannya. Tapi karena Rini tak mau terlalu ikut campur dalam masalah Luna akhirnya ia pun hanya bisa menerima keputusan Luna itu.
"Jadi sebenarnya ini bermula dari Roy yang tiba-tiba mengajak aku untuk makan malam di sebuah restoran mewah. Aku awalnya sempat curiga karena gak biasanya Roy bersikap romantis kayak gitu tapi lagi-lagi aku membuang semua pikiran buruk tentang itu dan beranggapan jika Roy memang ingin menyenangkan aku. Tapi semua itu ternyata salah besar. Roy malah menjual aku ke om-om hidung belang untuk dijadikan simpanan karena dia punya hutang dengan om-om itu dan ia juga sedang membutuhkan banyak uang. Jadi ia menjadikan aku sebagai barang untuk bisa mendapatkan sejumlah uang." Tanpa sadar air mata Luna menetes ketika mengingat kejadian kelam itu.
Rini sendiri tak percaya dengan apa yang dia dengar. Ia tahu jika Roy itu memang cowok b******k. Tapi ia tak mengira jika Roy bisa berbuat hal jahat kepada Luna.
"Tapi saat itu ada orang baik yang menyelamatkan aku dari om-om hidung belang yang berusaha untuk memperkosa aku. Awalnya aku sudah senang karena hidup aku sudah bebas dari om-om hidung belang itu. Tapi pada kenyataannya tak seindah yang di bayangkan. Ternyata yang menyelamatkan aku juga menginginkan aku. Dan saat itu aku benar-benar tak bisa berbuat apa-apa jika hal buruk terjadi sama aku. Tapi tak berapa lama aku tahu jika laki-laki yang menyelamatkan aku adalah laki-laki yang sama yang dulu sempat aku juga ibuku selamatkan hidupnya. Hingga setelah ibu dan aku menyelamatkan hidupnya ia berjanji pada dirinya akan menjaga ibu dan aku. Bahkan dia juga mengklaim diriku menjadi miliknya. Awalnya aku tak mempermasalahkan semuanya dan aku juga sudah menganggapnya sebagai aku kakak aku sendiri. Bahkan kita juga sepakat untuk mengenal satu sama lain. Aku juga mulai nyaman menjalin hubungan ini dan yang membuat aku kaget ketika dia mengatakan kepada teman-teman kerjanya jika aku adalah calon istrinya. Aku sebenarnya mau menanyakan soal itu tapi berhubung dia harus kerja maka kita akan kembali membicarakan soal itu setelah selesai kerja. Dan saat aku menunggu dia kerja di ruangannya tiba-tiba ada wanita yang tak dikenal mengaku-ngaku jika dirinya salah calon istri dari laki-laki itu. Aku sebenarnya gak masalah jika benar jika wanita itu adalah calon istrinya. Tapi yang membuat aku marah dia mengatakan aku hanya w************n yang hanya mau uang aja. Selain itu dia dengan seenaknya sendiri menampar wajah aku begitu saja. Dan itu alasan aku kabur dari laki-laki itu dan memilih untuk datang kesini." Luna pun berhasil menceritakan semuanya kepada Rini.
Rini masih mencoba mencerna apa yang baru saja Luna ceritakam kepada dirinya. Sebenarnya siapa laki-laki yang Luna maksud? Dan itu membuat Rini masih bingung dibuatnya.
"Luna sebenarnya siapa laki-laki yang kamu maksud? Dari apa yang kamu ceritakan sepertinya laki-laki itu memiliki kekuasan atau setidaknya orang yang penting," kata Rini mencoba mengatakan rasa bingungnya.
Luna pun menghapus air matanya yang dari tadi menetes dari wajahnya.
"Namanya Sebastian Philip. Dia salah satu dokter bedah terbaik di negeri ini. Jadi bisa dibilang ia memiliki kekuasaan yang tinggi. Dan aku juga gak tahu apa yang kak Bastian lakukan tapi aku tahu jika dia bukan orang yang sembarangan," jawab Luna yang sudah bisa menghentikan tangisnya.
Sedikit demi sedikit Rini mulai paham dengan apa yang dikatakan oleh Luna.
"Terus sekarang apa yang mau kamu lakukan. Aku yakin laki-laki itu pasti akan mencari keberadaan kamu. Aku gak masalah kalau kamu mau tinggal disini. Tapi aku gak bisa menjamin jika laki-laki itu tahu keberadaan kamu disini," kata Rini berpendapat.
"Aku mengerti maksud kamu kok. Untuk malam ini aku akan tinggal disini. Dan besok mungkin aku akan pergi jauh dari sini. Mungkin akan pergi ke kampung halaman ibu dan memulai hidup yang baru. Aku bisa minta tolong gak kamu datang ke rumah aku dan tolong ambilin beberapa baju aku dan juga kotak kayu yang ada di lemari aku. Disana aku menyimpan sedikit uang untuk bekal aku memulai hidup yang baru," kata Luna mengatakan rencananya.
"Ya udah lebih baik kamu makan dulu. Aku tadi sih masak sayur bayam sama tempe dan sambal. Kita makan dulu baru nanti kamu istirahat," kata Rini meminta Luna untuk makan terlebih dahulu.
Luna pun bangkit dari kursi ruang tamu menuju meja makan untuk makan. Untuk sementara waktu Luna akan melakukan apa yang tadi ia rencanakan. Untuk kedepannya akan ia pikirkan lagi setelah ia sampai di kampung halaman ibunya.
Sementara itu Bastian dengan ekspresi marahnya berjalan menuju ke sebuah ruangan untuk bertemu dengan seorang. Selama perjalanan menuju ruangan itu tampak beberapa orang yang mengenal Bastian bingung melihat ekspresi yang diperlihatkan oleh Bastian.
Tanpa mengucapkan apa-apa Bastian masuk ke ruangan seseorang.
"Tania apa yang kamu lakukan pada Luna?" tanya Bastian dengan aura kemarahan yang begitu terlihat.
Tania sendiri yang kaget dengan kedatangan Bastian pun langsung bangkit dari kursinya.
"Bastian apa maksud kamu yang sebenarnya? Aku gak mengerti apa maksud kamu?" jawab Tania yang berusaha yang tak menunjukkan rasa takutnya.
Bastian pun berjalan mendekat kearah Tania.
"Dengar Tania kamu tidak mengenal siapa saya yang sebenarnya. Jadi jangan salahkan saya jika saya akan membalas apa yang kamu lakukan kepada Luna," ancam Bastian dengan suara yang menyeramkan.
Wajah Tania langsung berubah pucat pasi ketika mendengar ancaman yang dikatakan oleh Bastian. Tapi entah karena terlanjur mencintai Bastian, Tania pun berteriak kearah Bastian.
"Kenapa kamu lebih memilih w************n itu? Aku lebih baik dan lebih segalanya daripada aku. Kenapa Bastian?" tanya Tania dengan amarah yang memuncak.
Bastian pun kembali berjalan mendekat kearah Tania lagi.
"Karena aku mencintai Luna dan satu hal yang harus kamu tahu jika Luna bukan w************n dan juga ia lebih segalanya dari kamu. Jadi jangan pernah berharap cinta aku Tania," kata Bastian penuh penekanan.
Setelah mengatakan hal itu Bastian pun pergi dari ruang kerja Tania. Ia tak peduli lagi dengan Tania. Sementara itu Tania sudah menangis tersedu-sedu ketika cintanya benar-benar kandas.
Sementara itu Bastian lebih memilih untuk pergi dari rumah sakit untuk menjemput Luna. Tentu saja Bastian sudah tahu dimana keberadaan Luna saat ini. Seorang Sebastian Philip tak selalu mendapatkan apapun yang ia mau. Kalau soal keberadaan Luna tentu saja dengan mudah Bastian bisa ia dapatkan. Dan sekarang Bastian menuju kearah tempat Luna saat ini.
"Sayang sampai kapanpun kamu tak akan pernah bisa pergi dari aku. Walaupun kamu pergi sampai ke ujung dunia pun aku pasti akan bisa menemukan kamu," kata Bastian dengan penuh arti.
Bastian menyadari satu hal bahwa ia memang mencintai Luna. Tak hanya sebatas balas budi saja. Dan setelah ini ia pastikan akan memiliki Luna seutuhnya.
Sementara itu di rumah Rini Luna sedang tidur sendirian karena Rini sedang pergi ke rumah Luna untuk mengambil barang-barang yang Luna minta.
"Tokkkk......Tokkkk....."
Dari arah luar ada yang mengetuk rumah Rini. Luna yang tadi tertidur pun langsung bangun. Dengan kesadarannya yang belum sepenuhnya sadar Luna pun berjalan menuju pintu luar untuk membuka pintu itu.
"Iya tunggu sebentar," kata Luna dengan langkah yang gontai.
Luna pun mencepol rambut panjangnya setelah ia bangkit dari ranjang milik Rini. Dan ketika ia membuka pintu rumah Rini betapa kagetnya Luna ketika tahu siapa yang mengetuk pintu rumah Rini.
"Kak Bastian...."
Dan betapa kagetnya Luna ketika yang datang adalah Luna.
"Halo sayang. Mencoba untuk kabur dari aku?" tanya Bastian yang sudah berjalan kearah Luna.
"Stop. Jangan mendekat kak," kata Luna memperingatkan.
Bukannya berhenti Bastian malah semakin mendekat kearah Luna. Dan jarak mereka semakin mendekat. Bahkan Bastian sudah menarik tubuh Luna untuk semakin dekat kearahnya.
"Apa yang mau kakak lakukan?" tanya Luna dengan muka yang penuh ketakutan.
"Kamu tidak lupa dengan tugas kamu kan sayang? Kita bahkan sudsh membuat surat perjanjian yang berisi tentang kamu yang akan melayani semua kebutuhan aku termasuk melayani aku ketika di ranjang. Dan aku mau meminta hak aku sama kamu sekarang," jawab Bastian dengan suara yang serak.
"Kakak gak bakal melakukan hal itu kan? Kak jangan melakukan hal itu. Aku gak mau," kata Luna mencoba melepaskan diri dari dekapan Bastian.
"Tapi aku gak menerima penolakan sayang. Jadi aku akan melakukannya sekarang," kata Bastian dengan penuh penekanan.
Dan tanpa Luna duga Bastian langsung mencium bibirnya dengan menuntut. Bastian seakan tak akan membiarkan Luna untuk pergi dari dirinya. Bahkan Bastian tak peduli ketika Luna sudah berteriak dan menangis menerima perlakuan yang Bastian lakukan. Karena di pikiran Bastian dengan memiliki Luna seutuhnya maka Luna tak akan pergi dari dirinya.
Hmmmm kira-kira gimana nasib Luna?
Dan apakah Tania akan berhenti mengejar Bastian?
See you next chapter....
Happy reading.....