"Suara itu," pikir Adelia dalam hati. Sebuah suara yang sebenarnya sangat ia rindukan. Tapi Adel tau, ia harus bisa bersikap setenang mungkin seolah-olah tidak pernah terjadi hubungan apa-apa dengan pria pemilik suara itu. Adel pun segera membalikkan tubuhnya. "Iya Pak, apa Anda tadi memanggil saya?" tanya Adelia berusaha menutupi kegelisahan hatinya. "Kamu apa kabar?" tanya pria itu yang tak lain adalah Gustian Abraham, bos besar sekaligus pemilik perusahaan tempat Adel bekerja. "Alhamdulillah, seperti yang Anda lihat, saya dalam keadaan baik-baik saja." "Bagus lah kalau begitu. Bagaimana kalau saya antar kamu pulang?" tanya Tian kepada Adelia, meminta persetujuan dari wanita itu "Maaf Pak terima kasih. Saya rasa itu tidak perlu, lagi pula tidak enak jika dilihat sama karyawan yang