Tian yang bersembunyi didalam lemari samar-samar mendengar pembicaraan yang terjadi antara Sadam dan juga Adel. "Dasar si Sadam, berani benar dia datang ke apartemen Adel. Pokoknya ini nggak bisa dibiarkan. Dia harus tau kalau Adel itu milikku" Ucap Tian yang merasa sangat marah karena Sadam telah menganggu kebersamaannya bersama wanita yang sudah lama ia rindukan. Karena lemari yang pengap dan juga sempit membuat keringat bercucuran di keningnya Tian. Membuat Tian semakin marah akibat situasi yang diciptakan oleh kepala manajernya itu. Sedangkan Adel yang merasa sangat lega bisa terbebas dari Sadam, melupakan sejenak keberadaan Tian yang saat ini masih terkunci didalam lemari bajunya. Hingga akhirnya-. "Astagfirullah Mas!" "Kenapa Mbak?!" "Pak Tian masih saya kunci didalam lemari.