Danis sedang duduk sendiri di ruangan kerjanya. Hari ini dia sangat tidak berkonsentrasi bekerja, pikirannya terganggu pada sosok Luna yang sedang ada di rumahnya. Bayangan penampakan tubuh Luna yang hampir polos tadi pagi benar-benar sangat mengganggunya. Saat ini entah mengapa bayangan itu seolah tidak ingin pergi darinya. Bayangan itu terus saja bermain di dalam pikirannya. Danis duduk bersandar di kursi megahnya sambil memainkan pena dengan kedua tangannya. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas tersenyum setiap kali dia membayangkan sosok Luna garis centil dan imut yang mulai menggerogoti perhatiannya. “Ngapain lu senyum-senyum gitu? Ada yang salah?” sapa Yoga melihat keanehan yang terjadi pada Danis. Danis kaget dan terperangah melihat ke arah lawan bicaranya, “ Sejak kapan lu di