Tira: bab 17

1735 Kata

Aku duduk di pinggir pantai menikmati sunrise. Hingga beberapa saat aku berjalan menyisiri pinggir pantai setelah langit perlahan berubah menjadi lebih terang. Aku berjalan sambil menunduk. Kemudian, langkah kakinya terhenti ketika melihat kaki seseorang yang berada tak jauh di depanku. Aku mendongak. Seseorang itu adalah Pak Dewa. Dia tersenyum kepadaku. Jantungku rasanya berdegup dengan kencang. Dia pasti tak ingat tentang semalam, bukan? Semalam, Pak Dewa kembali mabuk dan mendatangi kamarku. Aku juga tak tahu kenapa dia mengetuk pintu kamarku dalam keadaan seperti itu. Di dalam sana, aku bertanya mengenai alasannya mabuk walau aku tahu dia tak akan ingat apa yang dia lakukan atau katakan. Pak Dewa tak menjawab di saat aku menebak apa kah dia masih patah hati karena Chintya apa tidak.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN