part 3

1170 Kata
Tepat jam 6 sore Bintang pulang kerumah dengan diantar oleh sahabatnya Dinda, Dinda juga ikut masuk kedalam rumah Bintang. "Bibi… Bik Asih…!"panggil Bintang saat tak melihat pembantu kesayangan nya "Ada apa Non?" tanya Bik Asih setelah sampai di ruang tamu dimana ada Bintang dan juga Dinda, "Bik ,,! Mama sama Papah masih belum pulang?" tanya Bintang seperti biasa tidak ada lagi pertanyaan selain mengenai kedua orang tuanya. "Tadi tuan pulang Non, tapi selesai makan siang balik lagi" jawab Bik Asih jujur, "Apa Papah ada bilang nanti pulang jam berapa?" tanya lagi Bintang "Tidak ada Non, Tuan hanya bilang akan pulang cepat dan meminta segera di kabari jika Non sudah pulang! " jawab Bik Asih lagi yang membuat Bintang menghela nafas kasar. "Ya sudah Bik, kalo gitu malam ini aku tidak pulang, kalo Mama sama Papa nanya, bilang saja aku menginap di rumah Dinda, ya kan Din?" beritahu Bik Asih dengan melempar pertanyaan pada Dinda , Dinda sendiri hanya menjawabnya dengan anggukan. "Ya sudah Bik aku pergi, Bibi tidak usah menunggu Papa sama Mama pulang, kalo sudah menyiapkan makan malam mereka Bibi langsung tidur saja, tidak perlu mengabari mereka mengenai kepulangan ku, bilang saja aku hanya mengabari Bibi lewat sambungan telepon saja!" kata Bintang panjang lebar dan melarang mengatakan pada kedua orang tua nya mengenai dirinya pulang, Bintang juga masih memperhatikan kesehatan pembantu nya dengan melarang menunggu kedatangan kedua orang tua nya. "Baik Non, hati-hati di jalan Non, kabari saya kalau sudah sampai!" kata Bik Asih yang sedikit khawatir, "Iya Bik." jawab Bintang pelan lalu melangkah keluar di ikuti oleh Dinda dan juga Bik Asih, Bik Asih mengantar Bintang sampai mobil yang membawa Bintang pergi. 'ya tuhan semoga engkau selalu melindungi Non Bintang , dan semoga Non Bintang selalu diberi kebahagiaan yang berlimpah ' Doa baik Bik Asih karena terlalu kasihan dengan kehidupan Bintang yang tak pernah diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Di apartemen Bintang "Bin …! kamu yakin malam ini bakal nginep di sini sama Dady kamu?" tanya Dinda memastikan, Iya…! memangnya kenapa?" jawab Bintang sambil melempar pertanyaan lalu merebahkan tubuhnya di ranjang, "Kamu tidak khawatir dia bakal macem-macem sama kamu?" tanya Dinda lagi, "Memang siapa yang peduli sama aku sekalipun terjadi sesuatu yang buruk terhadap aku, bahkan aku merasa hidupku seperti tidak ada artinya lagi" jawab Bintang lirih namun masih didengar oleh Dinda,, "Bin,,,, plis deh, kamu jangan putus asa kayak gini dong, kamu masih muda , buat apa sih hidup dibikin ribet, bokap nyokap lo kayak gak peduli sama Lo, ya Lo bodoh amatlah kenapa Lo mesti selemah ini?, lagian Lo kan kaya raya Lo bisa..... "Aku gak butuh harta Mereka Din, dan apa kata Lo barusan ,..? gue masih muda jangan bikin hidup gue ribet gitu,,,,,? Din,,,, gue bilangin ya Din, justru gue masih muda, masa-masa kayak gue masa dimana gue bisa manja-manja an sama orang tua gue, elo kan tau sendiri hidup gue selama ini sama siapa,,,, sama pembantu Din, bahkan gue jauh lebih mengkhawatirkan pembantu gue daripada orang tua gue, dan elo tau itu semua karena apa?, karena waktu gue lebih banyak bersama Bik Asih dari pada orang tua gue, harusnya elo udah paham itu semua dari awal mengenal aku kan Din?" Ujar Bintang panjang lebar mengeluarkan Semua yang menjadi beban di pikiran nya, Bintang bukan apa-apa menceritakan semuanya yang ada di hatinya sama Dinda , itu karena memang hanya Dinda yang tau seluk beluk tentang kehidupan Bintang. "Shtttt.... Aku ngerti kok Bin , apa yang elo rasain gue juga ngerti, tapi ingat , kita juga tidak tau kan orang tua Lo melakukan semua ini karena apa?, kita coba berfikir positif aja, siapa tau mereka melakukan semua karena mereka tidak mau kamu serba kekurangan, mereka hanya ingin hidup kamu terpenuhi sepenuhnya " kata Dinda mencoba menenangkan hati Bintang . "Tetap saja semua yang mereka lakukan salah Din, dengan mereka selalu ada buat aku , itu sudah membuat ku merasa lebih dari cukup, aku juga tidak menuntut semua keinginan ku terpenuhi Din, dari kecil aku ingin merasakan gimana rasanya aku bermain sama mama dan papa, gimana rasanya aku di temani saat aku belajar, gimana rasanya aku dibawa ke taman buat jalan-jalan bersama keluarga kecilnya, aku juga ingin merasakan gimana rasanya curhat sama mama seperti anak gadis lainnya, semua itu tidak bisa aku dapatkan dari mereka Din, semua yang aku lakukan dan yang nemenin aku hanya bik asih..!" kata Bintang dengan tangisnya yang semakin kencang dan semakin kuat pula Bintang menahan sesak di dadanya saat mengingat masa-masa kecilnya sampai sekarang yang tidak ada perubahan nya, Dinda yang mendengar semua keluh kesah sahabat nya langsung memeluk bintang dan ikut menangis, menurut Dinda , Bintang termasuk gadis yang kuat bisa menahan sesak itu bertahun-tahun, mungkin jika itu Dinda yang mengalami nya pasti sudah menyerah. "Are you ok Beby?" tanya Brayan kaget saat mendapati bintang menangis sesenggukan dalam pelukan Dinda, kedua gadis yang sedang berpelukan itu kaget dan langsung melepaskan pelukannya. "Dady....!" Lirih Bintang menoleh ke sumber suara, "Beby…!"panggil Brayan, Bintang langsung berbalik dan memeluk Brayan dengan posisi Brayan berdiri sedangkan dirinya masih duduk di tepi ranjang. "Apa yang terjadi?" tanya Brayan sambil menatap tajam mata Dinda membuat Dinda menggeleng kan kepalanya takut. "Aku gak papa kok dad…!" kata Bintang agar Brayan tidak membuat Dinda ketakutan, "Katakan Beby, aku tidak suka dibohongi..!" tanya Brayan lagi sambil menghapus sisa-sisa air mata Bintang. "Aku hanya keberatan Dady pergi" jawab bintang berdusta sambil tersenyum menatap Brayan membuat Brayan tersenyum. "Aku hanya sebentar Beby, jangan seperti ini, aku tidak suka melihatmu menangis, jika sampai aku pergi kamu menangis maka aku akan memaksa kamu buat ikut bersamaku , mengerti…!". Kata Brayan panjang lebar dengan suara penuh kelembutan 'gila ya si Dady nya bintang nyeremin banget pas sama orang lain, tapi kalo sama bintang kok lembut gitu kayak kapas yang sudah ke hanyut air, tapi aku senang akhirnya kamu tersenyum lagi Besti, emang gak salah, pasti sekarang Bintang sudah menaruh hati sama Dady nya, buktinya Bintang bisa melupakan semua masa menyakitkan saat bersama Dady nya' dalam hati Dinda antara kagum dan takut sama Rayan, di satu sisi senang karena bisa membuat sahabat nya bahagia, di sisi lain takut saat melihat sifat asli yang menyeramkan seperti saat menatap nya barusan. "Ehh.... Bin , gue balik dulu ya, sekarang elo kan udah gak sendirian!" pamit Dinda lembut "Iya Din, terimakasih ya Besti..! " Ucap Bintang tersenyum lalau memeluk temannya itu dengan gemas, setelah selesai berpelukan ala-ala Teletubbies, Dinda pergi meninggalkan Bintang bersama Rayan. "Dady….!" rengek Bintang manja membuat Rayan tidak tahan untuk tidak mencium nya, Cup cup cup "Kenapa Beby ,, hemm?" tanya Rayan setelah memberikan hadiah ciuman yang bertubi-tubi. "Daddy janji ya hanya sebentar?" tanya Bintang sambil memeluk tubuh Rayan manja, Rayan yang memang suka dengan tingkah manja Bintang membuatnya semakin gemas. "YESS... Beby, akan Dady usahakan ya.!" jawab Rayan dengan menatap wajah cantik Bintang meski dengan keadaan mata bengkak karena habis menangis. "Makasih ya Dady," kata Bintang dan kembali memeluk tubuh Rayan semakin erat, Rayan langsung menjatuhkan tubuhnya ke ranjang Bintang membuat Bintang dengan refleks nya ikut berbaring dengan posisi berada di bawah tindihan Rayan. Cup
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN