part 5

1007 Kata
Tepat pada jam 03 sore Bintang sampai di rumahnya dengan di antar Dinda, Bintang sengaja minta antar jemput Dinda dari kemarin sejak berniat menginap di apartemen. "Bintang…!"panggil Fatma saat melihat putri satu-satunya sudah pulang "Mamah…!" kaget Bintang karena merasa tak percaya jam segini mama nya sudah ada di rumah, Bintang langsung menghambur memeluk Fatma. "Tumben mamah sudah pulang?, biasanya juga pulang larut?" tanya Ica setelah melepas pelukannya, "Iya sayang, mamah kaget tadi malam kamu gak pulang, menginap di mana nak,?" Tanya Fatma halus "Aku nginep di rumah Dinda mah, kenapa?" Tanya Bintang penasaran "Sejak kapan kamu jadi tidak betah di rumah hah....?" Teriak seseorang yang baru saja tiba "Papah..! " lirih Bintang saat melihat Wira berjalan ke arahnya, ya,,, orang yang baru saja tiba dan langsung menjawab pertanyaan Bintang yang seharusnya dijawab oleh Fatma adalah Wira, papah dari Bintang, sejak mobil Dinda masuk ke pagar rumah, penjaga yang diberi tugas untuk memberitahu Wira jika bintang sudah kembali pulang langsung melaporkan kepada Wira, wira pun langsung pulang setelah mendapat kabar jika putrinya sudah pulang. "Mas,,, kamu ini kenapa sih? , baru juga pulang udah marah-marah" tegur Fatma dengan suara datarnya, "Ajari anakmu jadi perempuan baik-baik, bukan perempuan yang suka keluyuran dan tidak betah di rumah!" kata Wira membalas ucapan Fatma dengan emosi, Bintang yang mendengar perdebatan kedua orang tuanya kecewa yang sempat terobati semalam kini kembali lagi, ini yang membuat Bintang kecewa jarang berkumpul dengan keluarga sekali kumpul hanya berdebat dan saling menyalahkan. "Mas,,, bisa nggak kamu tidak selalu menyalahkan aku, aku juga berusaha mendidik anakmu!" pinta Fatma mencoba untuk tetap sabar. "Ini didikan kamu, kamu selalu memanjakan dia sampai dia tidak bisa setelah pulang dari kampus di rumah saja, dan buktinya semalam dia tidak pulang" jawab Wira yang masih terus menyalahkan Fatma "Mas! kamu selal..... "Udah Stop..! kalian tidak perlu berdebat dan saling menyalahkan karena aku tidak pulang, mau aku jadi anak baik atau anak berandalan itu tergantung didikan kalian, bukan salah satu kalian, jadi berhenti papah selalu menyalahkan mama, kalian tidak pernah ada waktu buat aku lalu bagaimana kalian bisa saling menyalahkan tentang kesalahan didikan kalian, sejak kapan aku di didik kalian hah,,,, aku tidak pernah merasa terurus apa lagi dididik kalian, selama ini urusan kalian hanya kerja kerja dan kerja, dan pastinya kalian tidak akan lupa kan siapa yang mendidik aku sebenarnya,,,, jeda Bintang sambil terengah-engah menahan sesak tangis karena kecewa, "Dialah yang selalu mengurus dan mendidik ku..," lanjut Bintang sambil menunjuk ke arah bik Asih yang kebetulan lewat belakang Bintang, Bintang menunjuk ke arah Bik Asih dengan membalikkan badannya. "Dan kalian tidak perlu meragukan didikan Bik Asih, karena dari aku kecil sampai dewasa, Bik Asih mendidik ku agar menjadi wanita yang kuat dan sabar, mengajariku mana yang boleh atau tidak boleh aku lakukan, mengurus dari aku sakit sampai aku sembuh itu karena bik asih, bahkan yang menemani Bintang belajar sampai bintang bisa meraih prestasi, itu juga Bik Asih , selama aku hidup aku tidak pernah merasakan apa yang Bik Asih lakukan dari kalian, bagi kalian yang nomor satu itu hanyalah kerja dan kerja, bahkan sampai sekarang urusan pekerjaan Tetap nomor satu, sebenarnya kalian menganggap Bintang ini masih hidup gak sih..?" kata Bintang mengeluarkan semua uneg-uneg nya dan di akhiri dengan suara teriakan karena sudah tidak mampu lagi untuk menahannya. Plak... Wira spontan menampar pipi Bintang kuat hingga Bintang mundur beberapa langkah karena tak mengimbangi nya, Wira emosi setelah mendengar ucapan Bintang yang merasa di anggap seperti sudah tiada. "Jaga bicara kamu Bintang.."jeda Wira menahan emosi "Papa dan Mama melakukan semua ini demi kamu, Papa sama Mama banting tulang berburu mencari uang hanya demi kamu , dan kamu dengan seenaknya menyalahkan kami, apa ini juga termasuk didikan pembantu itu hah..? " teriak Wira karena kecewa mendengar perkataan putrinya yang menurut Wira tidak sopan. "Dia bukan pembantu, dia ibu dariku yang telah merawat ku, jangan pernah Papah menyalahkan didikan Bik Asih..!" teriak bintang tidak terima didikan Bik Asih dianggap salah oleh Wira. "Dan apa tadi papa bilang, semua pengorbanan Papah dan Mamah hanya demi Bintang?, hanya untuk kebahagiaan Bintang?, "tanya Bintang menjeda "Perlu kalian lihat lebih dalam lagi, apa aku menuntut meminta ini itu pada kalian?, apa kalian pernah melihatku bahagia dengan melihat kalian hanya mengurus pekerjaan tanpa memberiku waktu untuk bermanja-manja pada kalian?, tidak kan..?, aku tidak butuh bergelimang harta jika aku harus kekurangan waktu dan kasih sayang kalian, yang aku butuhkan hanya kasih sayang dan waktu yang cukup dari kalian buat aku, sudah itu saja..!" lanjutnya dengan tangis yang sudah tersedu-sedu. "Jadi kamu menyalahkan usaha Papa..?" tanya Wira menjeda, "Kamu menyalahkan pengorbanan Papa Bintang?, apa kamu bisa hidup tanpa pengorbanan Papa hahhh..?, atau kamu mau jadi gelandangan seperti orang-orang di jalanan ?" teriak Wira karena emosinya sudah tak terkontrol. "Mas..!!" teriak Fatma "Aku bisa hidup tanpa kekayaan Papah, Papa bisa gunakan pengorbanan Papah selama ini untuk diri Papa sendiri," kata Bintang pelan lalu melangkah pergi keluar dari rumah. "Tidak …! Bintang jangan tinggalin Mamah Nak, Bintang..!!" teriak Fatma saat melihat Bintang tak menoleh nya. "Ini semua karena kamu Mas, cepat cegah bintang Mas, jangan sampai Bintang benar-benar pergi..!" Teriak Fatma, namun Wira tetap diam saja tanpa Menuruti perintah istrinya. "Sudahlah, nanti dia akan pulang, aku yakin dia hanya pergi untuk sementara," kata Wira yang langsung membuat Fatma naik pitam. "Apa kamu bilang Mas, hanya sementara?, Baiklah, tapi jika sampai Bintang benar-benar pergi, maka aku juga akan pergi, aku tidak akan kembali sampai bintang benar-benar kembali, dan kamu jangan pernah mencari ku..!" Ucap Fatma dengan sungguh-sungguh. "Apa kamu sudah gila mengambil keputusan itu ?, Fatma, kita bisa mencari Bintang sama-sama, tidak perlu kita saling berpisah kayak gini, kamu pikirkan lagi ya keputusan kamu, aku tau kamu sedang emosi, ayo kita masuk dulu ya..!" Bujuk Wira sambil meraih koper besar Fatma berharap Fatma akan luluh, namun sayang nya, Fatma tetap pada pendirian nya, Fatma tetap memegang koper itu agar Wira tidak bisa mengambil nya. "aku tidak akan merubah keputusanku, seperti yang aku katakan sebelumnya, aku tidak akan kembali sebelum Bintang ada di rumah ini, dan jika kamu gagal menemukan Bintang, maka aku akan mengajukan perceraian!!" Deg
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN