"Ayo kita menikah!" Lelaki dengan balutan kemeja kotak-kotak bermotif catur itu tercengang mendengar apa yang dikatakan oleh gadis cantik di depannya. Dia tidak mengira bakal mendengar ajakan pernikahan dari seorang gadis terlebih dahulu. Harusnya dia sebagai laki-laki yang mengajak melamar lalu mengajak menikah. Bukan dia yang diajak menikah seperti barusan. Hal itu membuatnya seakan-akan gagal menjadi laki-laki romantis seperti apa yang diinginkan sang kekasih. Senyuman gadis cantik itu tidak luntur dari wajahnya. Dengan percaya dirinya, dia malah mengecup pipi lelaki di depannya yang hanya diam tanpa bisa berkata-kata. Refleks tangan lelaki itu langsung mengusap-usap pipinya yang barusan dikecup. Dia pun ikut tersenyum mendapatkan perlakuan seperti ini. "Kenapa? Pangeran es meleleh y