Arsa baru saja keluar dari kamar mandi ketika melihat Inez sudah sadar. Arsa bergegas menghampiri Inez, tak henti-hentinya mengucap syukur, senang karena akhirnya Inez sadar. Arsa tak mampu menahan rasa harunya sampai tanpa sadar, air matanya menetes membasahi wajahnya dan mengenai tangan Inez. "Ar, jangan menangis," lirih Inez dengan suaranya yang serak. Arsa segera menyeka air mata yang membasahi wajahnya, lalu sedikit menaikkan tempat tidur Inez agar Inez bisa duduk tegak. Arsa duduk di samping kanan Inez, kembali mengucap syukur, luar biasa bahagia karena akhirnya Inez sadar. "Arsa." "Iya, ini aku, Arsa." "Aku ada di mana?" Inez mengedarkan pandangannya ke segala penjuru arah, dan akhirnya ia tahu kalau saat ini dirinya berada di rumah sakit ketika melihat selang infus

